SeputarDuniakalteng.com, MUARA TEWEH – Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Barito Utara, menggelar kegiatan Lomba Bercerita Bahasa Daerah (Bahasa Bakumpai, Tewoyan, Dusun Malang dan Dusun Bayan). Kegiatan dibuka secara resmi oleh oleh Staff Ahli Bupati bidang Pemerintahan Dan Kesejahteraan Rakyat, drg. Dwi Agus Setijowati, bertempat di Aula Disbudparpora setempat,Sabtu (28/09/2024).
Penjabat Bupati Barito Utara dalam sambutannya yang dibacakan oleh Staff Ahli Bupati bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, drg Dwi Agus Setijowati, mengatakan bahwa, pengaruh modernisasi dan digitalisasi saat ini sangat besar, terutama bagi generasi muda, banyak yang tidak perduli akan budayanya sendiri, terutama dalam hal bahasa daerah yang dimilikinya.
Hal semacam ini perlu kita hindari, jika tidak bahasa daerah akan punah, pada faktanya kebanyakan masyarakat merasa bahwa bahasa daerah itu adalah kampungan atau ketinggalan zaman tidak gaul dan sebagainya, hal ini suatu pemikiran yang salah dan keliru, karena sebenarnya bahasa daerah adalah suatu kebanggaan, sebagaimana dalam amanah UUD NKRI 1945 pasal 32 ayat 2 disebutkan bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Oleh sebab itu dirinya mengajak kepada kita semua untuk melindungi dan menjaga bahasa daerah serta mewariskannya kepada anak cucu kita nantinya.
“Saya berharap dengan kegiatan lomba bercerita bahasa daerah, dapat menjadi pemacu semangat para pelajar untuk melestarikan kebudayaan dan bahasa lokal daerah kabupaten barito utara,” harapnya.
Pada kesempatan ini, Hj. Annisa Cahyawati selaku Kepala Disbudparpora menyampaikan bahwa seluruh peserta yang mengikuti lomba bercerita Bahasa Bakumpai, Tewoyan, Dusun Malang dan Dusun Bayan ini berjumlah 124 orang yang merupakan siswa/siswi SLTP/SLTA sederajat.
Tujuan digelarnya Lomba ini adalah upaya untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa daerah di Kabupaten Barito Utara, terutama bahasa dayak bakumpai, tawoyan, dan dusun malang yang menjadi bahasa mayoritas di Kabupaten Barito Utara. “Melestarikan bahasa daerah agar tidak hilang tergerus oleh hiruk pikuknya kemajuan jaman kemajuan teknologi, kemajuan budaya luar, jadi kita mengupayakan untuk melakukan pelestarian sehingga generasi muda kita tertanam rasa cinta bangga dan rasa memiliki Bahasa Daerah kita yang disebut Bahasa Ibu, “ungkapnya. (Bu)